Volume transaksi kripto di Indonesia masih menunjukkan tren yang menanjak. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebut, sejak Januari hingga September kemarin, total nilai transaksi kripto di tanah air mencapai Rp426,69 triliun.
Capaian itu memperlihatkan pertumbuhan 351,97% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp94,41 triliun. Kuatnya dukungan pemerintah yang di tuangkan melalui regulasi yang mumpuni, di duga menjadi katalis positif dalam kinerja aset digital.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi, Tirta Karma Senjaya menjelaskan, capaian itu juga di dorong oleh meningkatnya jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia menjadi 21,28 juta pelanggan, atau bertambah sekitar 380 ribu pelanggan dari bulan sebelumnya.
“Jumlah pelanggan mencapai 21,28 juta,” jelas Tirta kepada BeinCrypto, Selasa (22/10).
Hal itu menjadi menarik, karena jika melihat kondisi pasar global, mulai dari sentimen yang muncul dari kebijakan suku bunga The Fed, ditambah dengan menegangnya konflik di Timur Tengah, perdagangan aset digital pada September sedang bergerak volatil.
Pertumbuhan Transaksi Kripto Bulanan Melambat
Meski demikian, harus diakui terdapat perlambatan dalam nilai transaksi kripto bulanan yang tercatat. Pada September kemarin, nilai perdagangan kripto mencapai Rp33,67 triliun. Sementara di bulan sebelumnya, Agustus masih mampu menorehkan nilai perdagangan sebanyak Rp48,92 triliun.
Ditambahkan Tirta, turunnya harga Bitcoin dan Ethereum pada September, menjadi salah satu alasan melandainya nilai transaksi kripto di bulan tersebut.
Tetapi terlepas dari hal itu, minat investor di Indonesia terhadap aset kripto populer tetap tidak berubah. Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Pepe (PEPE) dan Solana (SOL) masih menjadi aset idaman yang paling sering di transaksikan. investor tanah air.
Ke depan, nilai transaksi kripto di tanah air di percaya akan semakin tumbuh lebih kencang. Apalagi, salah satu tokoh kripto tanah air, Irene Umar yang merupakan salah satu pendiri dari SubDAO YGG SEA, telah resmi menjabat sebagai Wakil Menteri Ekonomi Kreatif dalam kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Tidak hanya itu, dalam salah satu janji politiknya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga sempat melontarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pihaknya bakal fokus pada “hilirisasi digital”. Salah satu programnya adalah menyediakan ahli artificial intelligence (AI), ahli blockchain, ahli kripto dan ahli keamanan siber dari dalam negeri.
Bagaimana pendapat Anda tentang peningkatan nilai transaksi kripto Indonesia pada periode Januari hingga September 2024 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.