Kepala Aset Digital Goldman Sachs, Mathew McDermott, mengungkapkan bahwa reli harga kripto yang terjadi belakangan ini bukanlah dipicu oleh investor institusi. Sebaliknya, dorongan dari investor ritel yang membuat investor institusi ikut membenamkan dananya di aset digital, dan pada akhirnya, mendongkrak pasar kripto secara keseluruhan.
Dorongan itu juga yang membuat pergerakan harga Bitcoin (BTC) terus mencetak level tertinggi sepanjang masa (ATH) baru beberapa minggu berturut-turut. Menurut laporan BeInCrypto, pada pekan lalu, harga BTC sempat mengukir ATH di level US$73.794. Capaian itu setara dengan kenaikan 50% sepanjang tahun ini.
“Tahun lalu merupakan tahun yang sulit. Namun memasuki tahun 2024, kita telah melihat perubahan besar, dan hal itu tidak hanya dalam hal jenis klien tetapi volume transaksi juga ikut terpengaruh,” jelasnya.
Di sisi lain, Goldman Sachs sebenarnya juga punya andil dalam pertumbuhan nilai pasar kripto secara tidak langsung melalui pengembangan teknologi blockchain, yang mendasari aset kripto. Pekan lalu, Goldman Sachs bersama dengan BNY Mellon, CBOE Global Markets, dan beberapa entitas lainnya memperluas uji coba pamanfaatan blockchain untuk pasar modal. Hal itu sekaligus memperlihatkan adanya kemajuan dalam penerapan teknologi kripto ke dalam sektor keuangan tradisional.
Goldman Sachs Sebut Kehadiran ETF Mendorong Psikologi Pasar Kripto
Beberapa analis menganggap bahwa miliaran dolar AS yang mengalir ke dalam ETF Bitcoin spot ikut memengaruhi tren tersebut. Namun, McDermott menyebut adanya ETF hanya mendorong “pergeseran psikologis”.
Kendati demikian, dirinya percaya bahwa persetujuan yang diberikan regulator terhadap ETF Bitcoin maupun Ethereum, pada akhirnya akan meningkatkan minat investor institusi terhadap pasar aset kripto.
Dalam pandangannya, pasar kripto akan tetap tumbuh di tahun ini. Hal itu akan banyak dipengaruhi oleh adanya peningkatan aplikasi komersial blockchain dan meningkatnya keterlibatan lembaga keuangan tradisional yang sudah terjadi selama 12 hingga 18 bulan terakhir.
Apalagi, beberapa raksasa perbankan, termasuk Goldman Sachs, sudah menyatakan minatnya pada blockchain dan menyebut bahwa teknologi tersebut bisa digunakan untuk memperdagangkan aset selain mata uang kripto.
“Saya pikir seiring berjalannya waktu, kita akan mulai melihat lebih banyak kelas aset yang ditokenisasi dan benar-benar bisa diskalakan. Tetapi, hal itu mungkin akan terjadi dalam waktu 1 atau 2 tahun ke depan,” tutur McDermott.
Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan eksekutif Goldman Sachs terhadap reli pasar kripto di awal tahun ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.