Stack, startup yang berfokus pada layanan poin on-chain alias crypto points, berhasil mendapatkan suntikan dana segar sebesar US$3 juta dari berbagai entitas modal ventura global. Pendanaan bagi Stack yang dalam putaran tahap benih itu dipimpin oleh Archetype, serta menarik partisipasi dari Coinbase Ventures, Scalar Capital dan A.Capital.
Selain itu, beberapa angel investor; seperti Balaji Srinivasan (mantan CTO Coinbase), Nadav Hollander, Henri Stern, Cooper Turley, dan Colin Armstrong juga ikut serta dalam putaran pendanaan kali ini untuk mendorong ekosistem Stack tumbuh secara lebih agresif.
Besarnya potensi dari bisnis yang kini dikembangkan oleh Stack, menjadi salah satu alasan para pemodal untuk membenamkan dananya di perusahaan.
Pihak Archetype menjelaskan saat ini, Stack tengah menggarap solusi pemberian poin yang bisa digunakan oleh banyak entitas untuk meningkatkan loyalitas pelanggan di ruang virtual.
Mekanisme yang digunakan adalah dengan menyediakan layanan yang mampu mengalokasikan poin secara on-chain bagi pengguna. Dengan demikian, setiap perusahaan bisa merancang, menerbitkan papan peringkat, dan memungkinkan penukaran token pada jaringan Ethereum Virtual Machine (EVM).
“Poin on-chain menggabungkan sifat poin di keuangan tradisional yang dikendalikan oleh penerbit. Sehingga, hal itu juga bisa digunakan untuk mendukung identitas pengguna, sinkronisasi insentif, dan pembangunan komunitas secara gamified,” jelas Archetype.
Stack Manfaatkan Kemampuan Blockchain untuk Sistem Poin
Layanan yang kini dibangun oleh Stack sepenuhnya mengandalkan kemampuan blockchain sebagai media penghitungan yang andal, keamanan mumpuni, serta penggunaan smart contract untuk menegakkan aturan penukaran poin dengan token.
Melalui utas X (Twitter) Stack menjelaskan, blockchain merupakan platform alami untuk program poin dengan akuntansi bawaan.
“Dengan menggunakan teknologi tersebut, akan memungkinkan interoperabilitas antar penyedia. Hal itu bisa terjadi karena protokol poin berjalan pada blockchain publik yang mampu membuat merek melakukan kolaborasi tanpa adanya hambatan,” jelas Stack.
Archetype optimistis dengan semangat yang diusung oleh Stack akan memudahkan entitas yang ada di Web2 untuk terlibat lebih dalam dengan kripto dan sebaliknya. Sehingga, pada akhirnya, tim yang ada di ranah Web3 juga bisa mendorong keterlibatannya dengan komunitas secara lebih baik.
“Stack menciptakan solusi on-chain bagi perusahaan kripto untuk dengan mudah mengintegrasikan sistem poin ke dalam aplikasinya melalui blockchain,” tambah Archetype.
Crypto Points Jadi Tren Baru di Industri Kripto?
Crypto points atau poin loyalitas yang ada di ruang kripto nampaknya kini menjadi tren anyar. Prinsip yang berjalan sama dengan prinsip poin loyalitas di dunia tradisional, yakni setiap poin yang didapatkan oleh pengguna bisa ditukar untuk menjadi potongan harga maupun produk loyalitas pelanggan lainnya.
Dalam konteks crypto points, poin yang diberikan oleh pengembang biasanya berkaitan dengan proyek yang kini tengah digarapnya.
Namun, belakangan hal itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri lantaran mekanisme pemberian poin dianggap tidak transparan.
Bloomberg melaporkan tren crypto points baru dimulai pada November tahun lalu seiring dengan munculnya proyek blockchain, Blast.
Proyek tersebut digadang-gadang berhasil menarik aliran dana kripto senilai lebih dari US$1,3 miliar dari pengguna. Investor yang masuk tergiur akan poin yang didapatkan oleh mereka. Pasalnya, menurut informasi yang beredar, poin tersebut bisa ditukarkan pada tanggal 24 Mei mendatang.
Meskipun mendapatkan umpan balik yang beragam dari komunitas dan ada juga yang menyebutnya sebagai skema Ponzi, nyatanya kemunculan Blast malah mendorong lahirnya beberapa proyek poin loyalitas lain di sektor kripto, seperti Manta maupun Mantle.
Analis di Cumberland Labs, Christopher Newhouse, mengatakan program poin yang baru saja muncul menandakan bahwa industri aset digital sudah matang.
“Ini semacam perubahan dalam hal produk dan strategi serta sisi pemasaran kripto yang mulai mengambil alih,” tuturnya.
Di sisi lain, Penasihat Umum di Electric Capital, Emily Meyers, memandang bahwa peluncuran sistem poin bisa menjadi lebih murah dan cepat ketimbang menerbitkan token berdasarkan undang-undang sekuritas AS. Namun, status poin sendiri masih bias, karena jika poin tersebut memang sengaja dirancang sebagai mata uang kripto tanpa dimasukkan ke blockchain, maka seharusnya tidak ada perbedaan dalam risiko regulasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang putaran pendanaan bagi Stack kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.