Analisis Siklus Sebut Puncak Harga Bitcoin (BTC) di US$155.000

banner 120x600
banner 468x60

Pekan ini, Bitcoin mencetak rekor harga tertingginya sepanjang masa (all-time high/ATH) di US$70.000, yang melampaui rekornya pada November 2021 silam. Setelah penantian 847 hari, aset kripto terbesar ini akhirnya kembali mengunjungi puncak siklus sebelumnya dan berpotensi untuk segera memasuki zona pembentukan harga (price discovery) lagi.

Momen bersejarah ini sangat ideal untuk membandingkan data dari siklus-siklus Bitcoin sebelumnya. Melalui analisis teknikal jangka panjang dari berbagai siklus terdahulu, kita bisa menentukan estimasi puncak harga Bitcoin pada siklus saat ini dan kapan puncak tersebut akan tercapai.

banner 325x300

Barangkali, Bitcoin halving yang akan datang masih menjadi acuan untuk menentukan siklus 4 tahunan pasar kripto. Dengan asumsi ini, maka bull market berikutnya berpotensi mengantarkan harga BTC ke kisaran US$155.000 – US$175.000, yang diantisipasi akan terwujud antara bulan April sampai Agustus 2025.

Level Terendah dan Level Puncak dari Siklus Historis Bitcoin

Set data pertama dan paling jelas yang bisa diperoleh dari siklus historis adalah informasi mengenai titik terendah dan juga puncak harga BTC. Kita dapat memperkirakan puncak siklus ini dengan mengukur proporsi penurunan antara rentang atau kisaran harga siklus yang satu dengan siklus berikutnya.

Adapun tren naik perdana, yang dimulai dengan harga BTC sebesar US$0,01, berakhir pada puncak US$31,90 pada Juni 2011. Kemudian, Bitcoin merosot ke level terendah siklus pertamanya, yakni US$2,01 pada November 2011.

Peristiwa ini menandai dimulainya bull market setelah halving pertama (November 2012). Harga Bitcoin melesat naik hingga mengukir rekor ATH bersejarah di harga US$1.177 pada November 2013. Dengan demikian, bull market kala itu berhasil mencatatkan kenaikan spektakuler sebanyak 586 kali lipat. Kemudian, lonjakan ini disusul oleh bear market tahun 2014, yang sukses menggulingkan harga BTC ke titik terendah (bottom) makro di angka US$164, tepatnya pada Januari 2015.

Selanjutnya, terjadi BTC halving kedua yang berlangsung pada bulan Juli 2016. Halving kedua ini menemui puncaknya di harga US$19.764. Dalam siklus yang kedua ini, harga BTC naik 121 kali lipat.

Grafik BTC/USD | Sumber: Tradingview

Adapun bear market berikutnya yang terlaksana tahun 2018 silam telah menyeret Bitcoin ke titik terendah US$3.148 pada Desember 2018. Sementara itu, kenaikan harga yang terjadi setelahnya sempat terhambat akibat crash pasar yang disebabkan oleh COVID-19 pada Maret 2020.

Namun, setelah halving ketiga (Mei 2020), harga BTC naik secara parabolik. Tren naik ini berakhir dengan formasi puncak ganda dan rekor ATH terbaru di US$69.000 yang tercetak di bulan November 2021. Selama siklus ketiga ini, Bitcoin mencatat lonjakan 22 kali lipat.

Analisis & Prediksi Harga Bitcoin berdasarkan Pengganda Siklus

Periode makro terakhir yang diketahui dan ditutup dalam sejarah harga BTC adalah bear market tahun 2022. Aset kripto terbesar ini mencapai titik bottom makro di US$15.495 pada November 2022. Sejak saat itu, harganya terus merangkak naik, dan pekan ini, harga BTC mencatatkan rekor ATH lagi.

Lantas, seberapa tinggikah Bitcoin akan tumbuh relatif terhadap titik bottom makronya? Berdasarkan data historis, kita memiliki urutan pengganda dari siklus yang berurutan sebagai berikut:

  • siklus 1: 586x lipat
  • siklus 2: 121x lipat
  • siklus 3: 22x lipat
  • prediksi untuk siklus saat ini: 10x lipat

Dengan demikian, jika harga Bitcoin “hanya” naik 10x lipat selama siklus ini, puncaknya akan terjadi di sekitar US$155.000. Pada saat yang sama, harga Bitcoin akan naik sekitar 2,2x lipat dari rekor ATH US$69.000.

Sebenarnya, andaikata puncak baru Bitcoin hanya mencapai 2,2x lipat di atas rekor ATH saat ini, fenomena tersebut tidaklah mengejutkan. Pasalnya, apabila kita meninjau kembali data dari siklus historisnya, kenaikan harga BTC terhadap ATH sebelumnya memang menunjukkan tren kenaikan yang semakin menurun:

  • siklus 1: 37x lipat
  • siklus 2: 16x lipat
  • siklus 3: 3,5x lipat
  • prediksi untuk siklus saat ini: 2,2x lipat
Increase since ATH
Grafik BTC/USD | Sumber: TradingView

Dengan demikian, penetapan target konservatif di angka US$155.000 ini cocok dengan pengganda historis dari harga BTC. Target harga ini dihitung dari titik terendah makro hingga mencapai puncaknya, serta kenaikan yang melampaui rekor ATH sebelumnya.

Kisaran April – Agustus 2025, Harga Bitcoin Siap Gapai Puncak

Teknik lain untuk memperkirakan detail siklus Bitcoin yang tengah berlangsung sekarang adalah dengan menghitung waktu setelah tercapainya rekor ATH. Dengan cara ini, kita bisa memprediksi kapan pasar kripto akan mencapai euforia yang ekstrem. Momen semacam ini merupakan kesempatan terakhir untuk keluar dari posisi Anda, karena artinya, ancaman bear market sudah di pelupuk mata.

Adapun pengukuran ini bisa dilakukan dengan setidaknya dua cara. Yang pertama adalah mengukur dari rekor ATH sebelumnya menuju ATH berikutnya (hijau). Yang kedua adalah mengukur dari Bitcoin halving menuju ATH (biru). Dengan menganalisis siklus-siklus sebelumnya, kita memperoleh data berikut:

  • siklus 1: 129 minggu dan 52 minggu
  • siklus 2: 211 minggu dan 75 minggu
  • siklus 3: 204 minggu dan 78 minggu
  • prediksi untuk siklus saat ini: 181 minggu dan 68 minggu

Untuk mendapatkan prediksi siklus saat ini, kita mengekstrak rata-rata aritmatika dari data historis. Hasilnya, rentang waktu untuk potensi puncak siklus harga BTC adalah dari akhir April hingga awal Agustus 2025 (area merah).

Bitcoin peak time prediction
Grafik BTC/USD | Sumber: Tradingview

Level Fibonacci Beri Petunjuk Puncak Harga di US$175.000

Cara lain untuk mengestimasi harga BTC di akhir siklus saat ini yakni dengan mengukurnya berdasarkan level retracement Fibonacci (Fib). Untuk melakukan ini, kita perlu mengukur retracement Fib dari puncak siklus ke titik bottom makro. Adapun retracement Fib eksternal di atas rekor ATH sebelumnya dipakai untuk mengidentifikasi capaian harga BTC di siklus berikutnya.

Lagi-lagi, di sini kita menemukan bahwa dalam siklus yang berurutan, harga BTC mencapai level Fib yang semakin rendah pada skala logaritmik. Meskipun demikian, ada pengecualian untuk siklus kedua, di mana puncaknya di harga US$19.764 menyentuh level Fib 2.414. Sebaliknya, pada siklus pertama, harga sedikit lebih rendah di Fib 2.272.

Fib levels and BTC price
Grafik BTC/USD | Sumber: TradingView

Namun, pada siklus ketiga sebelumnya, harga Bitcoin hanya berhasil mencapai retracement eksternal Fib 1,628 dari siklus sebelumnya. Ini adalah target pertama dan paling umum untuk fase price discovery di atas rekor ATH historis.

Jika skenario ini terulang lagi pada siklus ini, Bitcoin akan mencapai puncaknya di harga US$175.000. Namun, data yang diperoleh dari pengganda harga dari siklus sebelumnya dan kenaikan di atas ATH sebelumnya menunjukkan bahwa puncaknya adalah di harga US$155.000.

Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa kisaran US$155.000 – US$175.000 menjadi target paling logis untuk rekor ATH baru di siklus pasar Bitcoin kali ini. Dalam skenario ini, jika kesamaan temporal dengan siklus sebelumnya tetap utuh, maka peristiwa ini diperkirakan akan terjadi suatu saat di kisaran April hingga Agustus 2025.

Bagaimana pendapat Anda tentang target harga puncak Bitcoin di US$155.000 berdasarkan analisis siklus ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *