Uni Emirat Arab Pimpin Adopsi Kripto di Timur Tengah

banner 120x600
banner 468x60

Bitget, salah satu crypto exchange global, memprediksi bahwa arus adopsi aset digital di Timur Tengah tahun ini bakal berjalan lebih masif.

banner 325x300

Adanya persetujuan produk exchange-traded-fund (ETF) Bitcoin spot ternyata berdampak luas ke banyak wilayah. Dan menurut perusahaan, hal itu juga menjadi salah satu faktor yang membuat perilaku pengguna kripto di kawasan Teluk menjadi semakin optimistis.

Laporan menyebutkan, sampai dengan Februari lalu, terdapat sekitar 500.000 trader kripto aktif setiap harinya di Timur Tengah. Jumlah itu sudah mengalami pertumbuhan 166% secara tahunan. Nah, sampai dengan akhir tahun ini, jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 700.000 trader.

Gracy Chen, Managing Director Bitget, menjelaskan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) memiliki tingkat adopsi tertinggi di kawasan Timur Tengah. Hal ini tidak mengejutkan, karena UEA memang memiliki kebijakan yang paling ramah terhadap aset digital.

Di sisi lain, yurisdiksi lainnya secara bertahap baru mulai memperbaiki pendekatan mereka terhadap aset digital. Dari yang awalnya menerapkan larangan langsung, kini lebih mengedepankan kepatuhan untuk menjaga arus investasi dan menarik pengguna baru.

“UEA memiliki statistik tertinggi untuk minat terhadap mata uang kripto. Dari survei, 29% responden percaya bahwa aset digital adalah cara yang lebih nyaman untuk menyimpan aset. Sementara itu, 34% adalah pedagang mata uang kripto, dan 22% menggunakannya untuk pembayaran harian,” jelas Chen.

Mayoritas Investor di Timur Tengah Gunakan DEX atau CEX Global

Tidak hanya itu, pengguna kripto di UEA juga menunjukkan minat tertinggi untuk berinvestasi di Bitcoin (BTC) dan juga Ether (ETH). Bahkan, 72% dari pengguna telah berinvestasi di BTC lantaran dianggap sebagai “emas digital”.

Meskipun begitu, pengembangan bisnis kripto yang dilakukan oleh entitas lokal rupanya belum mampu menarik minat pengguna untuk memindahkan layanan mereka. Dalam laporan terungkap bahwa negara-negara di Timur Tengah masih sangat bergantung pada decentralized exchange (DEX) dan centralized exchange (CEX) global ketimbang entitas kripto lokal.

Kemudian, rendahnya variasi aset serta likuiditas yang dimiliki oleh entitas lokal diduga menjadi salah satu penyebab lesunya perdagangan di crypto exchange lokal. Di sisi lain, beberapa entitas kripto global seperti Nexo, misalnya, telah menyatakan kesiapannya untuk menyediakan likuiditas yang mumpuni di UEA dengan menawarkan layanan crypto lending.

Exchange lokal seperti Rain dan M2 bahkan tidak termasuk dalam 10 besar dalam lalu lintas absolut,” pungkas Bitget.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *