Takeda Global Apresiasi Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD

banner 120x600
banner 468x60

loading…

banner 325x300

Sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh demam berdarah dengue (DBD), keluarga dan sistem kesehatan nasional Indonesia menghadapi beban cukup berat akibat dengue. Foto Ilustrasi/Dok SINDOnews

JAKARTA – Sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh demam berdarah dengue (DBD), keluarga dan sistem kesehatan nasional Indonesia menghadapi beban cukup berat akibat dengue. Walau demikian, Indonesia tetap menunjukkan kepemimpinan kuat dalam memerangi DBD melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (SNPD) 2021-2025 yang memprioritaskan upaya pencegahan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan nol kematian akibat dengue di tahun 2030.

Takeda Global mengakui dan mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam upaya-upaya pencegahan serta penanganan DBD yang berjalan hingga saat ini.

Hal itu disampaikan oleh dr. Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda, dalam kunjungannya ke Indonesia sebagai bagian dari perjalanan ke Asia Tenggara pascamenjabat.

“Merupakan sebuah kehormatan dapat mengunjungi Indonesia, sebuah negara yang telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi DBD. Dilihat dari sudut pandang global, Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan DBD, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini,” kata Derek Wallace.

“Kepemimpinan pemerintah dalam mendorong inisiatif manajemen vektor, memperkuat kolaborasi multisektor, serta mengadaptasi pencegahan inovatif seperti vaksinasi ke dalam strategi nasional, menunjukkan pendekatan terintegrasi yang memberikan dampak. Saya yakin bahwa dengan dedikasi berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan bersama nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” lanjutnya.

DBD, yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue, merupakan penyakit serius yang bisa menyerang seseorang lebih dari sekali, dengan infeksi lanjutan yang berpotensi lebih parah.

World Health Organization (WHO) mencatat, hingga April 2024, terdapat lebih dari 7,6 juta kasus global dengan lebih dari 3.000 kematian. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat prevalensi DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, lebih dari 190.561 kasus dan 1.141 kematian dilaporkan hingga minggu ke-36 tahun ini, meningkat dari 114.720 kasus dan 894 kematian di tahun 2023. Beban ekonomi DBD juga signifikan, di mana BPJS Kesehatan mencatatkan pembiayaan hingga Rp1,3 triliun pada 2023, meningkat tajam dari Rp626 milyar di tahun sebelumnya.

Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D, menegaskan, pemerintah berkomitmen penuh untuk terus memerangi DBD melalui langkah preventif yang terintegrasi.

“Melihat peningkatan kasus yang terjadi dari tahun 2023 sampai dengan 2024 saat ini, menunjukkan perlunya langkah pencegahan yang lebih efektif dan inovatif. Untuk itu, pemerintah Indonesia mendukung komitmen dengan enam strategi nasional penanggulangan dengue,” ujar Prof. Dante.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *