loading…
Banyak anggapan yang beredar bahwa orang yang telah memiliki riwayat penyakit jantung sebaiknya menghindari olahraga lari. Benarkah demikian? Foto Ilustrasi/iStock
Hal ini tentu bermanfaat untuk memperkuat otot jantung, mengurangi risiko pembekuan darah, serta mengoptimalkan fungsi jantung. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga lari memiliki risiko yang lebih rendah terkena penyakit jantung.
Meski begitu, masih banyak anggapan yang beredar bahwa orang yang telah memiliki riwayat penyakit jantung sebaiknya menghindari olahraga lari. Benarkah demikian? Berikut ulasannya, melansir dari berbagai sumber.
Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung, tidak terkecuali lari. Namun olahraga ada aturannya.
Orang tidak bisa sembarangan berolahraga, terutama bila ada kondisi medis tertentu yang bisa terpicu akibat aktivitas olahraga yang dilakukan.
Orang yang berisiko terkena serangan jantung saat berolahraga umumnya memang sudah mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah sebelumnya. Menurut sejumlah penelitian, olahraga rutin bisa menguatkan jantung dan menurunkan risiko masalah kardiovaskular. Tapi olahraga berlebihan, salah satunya lari, akan meningkatkan risiko serangan jantung dan henti jantung mendadak.
Hal ini khususnya berlaku buat orang-orang yang punya risiko serangan jantung sebelumnya, baik akibat gaya hidup kurang sehat maupun faktor keturunan.
Sebuah penelitian terhadap sejumlah pelari maraton menemukan bahwa darah mereka mengandung penanda biologis (biomarker) yang terkait dengan kerusakan jantung. Temuan ini didapatkan setelah para pelari menuntaskan lomba lari ekstrem. Indikator kerusakan jantung itu biasanya sirna dengan sendirinya.
Namun, bila jantung mengalami tekanan fisik berulang, kerusakan yang temporer bisa mengakibatkan perubahan fisik pada jantung, misalnya dinding jantung lebih tebal atau terbentuk luka pada jantung.