LRT ezETH Sempat Alami Depeg dan Kontroversi Airdrop Renzo

banner 120x600
banner 468x60

Liquid restaking token (LRT) ezETH dari Renzo Protocol sempat mengalami depeg pada hari Rabu (24/4) kemarin, di tengah alokasi airdrop native token REZ yang kontroversi.

Insiden ezETH yang kehilangan patokan 1:1 pada aset dasarnya Ether (ETH) menyebabkan harganya sempat turun sebentar ke level US$688 di decentralized exchange (DEX) Uniswap. Saat ini, harga ezETH telah pulih mendekati harga ETH.

banner 325x300
ezETH sempat depeg | Sumber: DEX Screener

Insiden ini kemungkinan disebabkan oleh aksi jual ezETH dalam skala besar menyusul berakhirnya airdrop musim 1 di Renzo Protocol.

“Pengguna ingin mendapatkan kembali ETH mereka untuk farming LRT atau protokol lainnya,” jelas akun media sosial X (Twitter) Tommy.

Sebagai informasi, Renzo adalah protokol liquid restaking terbesar kedua, dengan total value locked (TVL) saat ini sekitar US$3,21 miliar. TVL Renzo naik sekitar 105% dalam sebulan terakhir. Protokol liquid restaking dengan TVL terbesar dipimpin oleh ether.fi yang mencapai sekitar US$3,79 miliar.

Tommy menilai bahwa insiden depeg ezETH adalah risiko yang perlu disadari untuk semua LRT. Adapun depeg ezETH menyebabkan likuidasi massal di sejumlah protokol leverage seperti Gearbox dan Morpho Labs. Hal ini terjadi karena sejumlah pengguna berulangkali menggunakan LRT mereka sebagai jaminan untuk meminjam ETH.

Alokasi Airdrop Renzo Picu Kemarahan Komunitas Kripto 

Minat pada Renzo protokol melonjak setelah crypto exchange Binance meluncurkan program Launchpool untuk native token Renzo (REZ) pada hari Selasa (23/4).

Para holder native token BNB dan stablecoin First Digital USD (FDUSD) dapat men-staking aset mereka untuk melakukan farming token REZ selama 6 hari hingga 29 April, sebelum token tersebut listing di Binance pada 30 April mendatang.

Adapun Renzo mengalokasikan 10% dari total pasokan 10 miliar token REZ untuk airdrop. Sementara 2,5% pasokan token dialokasikan untuk Binance Launchpool.

Namun, rinciannya detailnya, airdrop musim 1 hanya mencapai 5% dari total pasokan token REZ. Artinya, alokasi airdrop para pihak yang melakukan farming di Renzo Protokol hanya lebih besar 50% dibandingkan dengan alokasi bagi Binance Launchpool.

Lebih detail lagi, 2% dari 5% (atau 0,1% dari total pasokan token REZ) untuk airdrop musim 1 dialokasikan bagi holder non-fungible token (NFT) Milady dan SchizoPosters.

Kontroversi memuncak ketika Binance Launchpool berakhir pada 29 April dan perdagangan token REZ dimulai di Binance pada 30 April. Hal ini berbanding terbalik dengan pengguna Renzo Protocol yang baru dapat mengklaim airdrop mereka pada 2 Mei.

Artinya, para pihak yang berpartisipasi dalam Binance Launchpool dapat menjual REZ yang mereka dapatkan 2 hari lebih awal dibanding para pihak yang melakukan farming di Renzo Protocol.

Belum lagi, komunitas kripto digegerkan dengan rasio diagram lingkaran alokasi token REZ yang tidak tepat.

Dalam perkembangan terbaru pada hari Kamis (25/4) pagi, Renzo Protocol memperbarui waktu klaim airdrop dan tokenomics token REZ. Waktu klaim airdrop menjadi 1 jam lebih awal sebelum diperdagangkan di Binance. Sementara alokasi airdrop musim 1 meningkat menjadi 7%.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *