Federal Reserve (The Fed), selaku bank Sentral Amerika Serikat (AS), memandang dingin terhadap pemanfaatan central bank digital currency (CBDC). Menurutnya, otoritas moneter tidak akan masuk terlalu jauh untuk memantau transaksi keuangan pribadi yang dilakukan oleh warganya melalui instrumen keuangan baru tersebut.
Hal itu sekaligus memberi kejelasan atas berbagai spekulasi yang selama ini menganggap bahwa The Fed berniat untuk meluncurkan mata uang digitalnya sendiri.
Reuters melaporkan Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan para pembuat kebijakan belum mengambil tindakan untuk mengadopsi instrumen tersebut.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir terkait CBDC. Ia mengaku bahwa tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
“The Fed tidak tertarik untuk membuat rekening untuk individu yang bersaing dengan sistem perbankan dan tidak akan mendukung adanya alat untuk memantau transaksi keuangan pribadi,” jelas Powell dalam kesaksiannya pada Kongres.
Powell mengatakan, pihaknya masih sangat jauh untuk memikirkan CBDC. Meski begitu, dirinya tidak menampik bahwa pihaknya ingin agar seluruh individu di AS memiliki rekening. Namun, hal itu akan dilakukan melalui sistem perbankan.
AS Berbeda Sikap Soal CBDC dengan Negara Lain
Pandangan yang sama juga diutarakan oleh parlemen dari Partai Republik. Di bulan September kemarin, salah satu anggota parlemen, Tom Emmer, mengajukan RUU Anti Pengawasan CBDC yang akan memblokir kemampuan The Fed untuk menerbitkan mata uang digital ke masyarakat.
Dalam pandangan Emmer, CBDC adalah uang yang bisa diprogram dan dikendalikan oleh pemerintah. Jika jadi terlaksana, maka bank sentral bisa melakukan tindakan secara sepihak untuk mengontrol masyarakat. Emmer mencontohkan penerapan renminbi digital (e-CNY) di Cina yang selaras dengan sistem kredit sosial dan pembekuan rekening bank di Kanada yang dilakukan selama demonstrasi pada tahun 2022 kemarin adalah bukti “bahaya” CBDC.
Sebaliknya, politisi dari partai demokrat, Maxine Waters, menyebut, jika tidak ada CBDC, maka status status dolar AS sebagai mata uang cadangan global utama bakal terancam. Karena artinya, hal tersebut akan memberi kendali terhadap Cina untuk menerapkan standar global bagi CBDC.
Menariknya, pernyataan tersebut muncul di tengah dorongan pengembangan mata uang digital bank sentral yang terus berjalan masif dari lebih dari 130 negara, termasuk Indonesia.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.