loading…
Salah satu penyebab kenaikan harga tiket pesawat domestik karena jumlah armada yang berkurang dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Foto Ilustrasi/Dok SINDOnews
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan, salah satu penyebab kenaikan harga tiket pesawat domestik karena jumlah armada yang berkurang dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, dibandingkan negara lain, Indonesia jauh tertinggal dalam hal jumlah ketersediaan pesawat.
“Jadi ini yang kita tertinggal dengan negara lain. Sebelum pandemi ada 700 pesawat, sekarang di angka 400 lebih. Kita ada di sekitar 65 persen. Tahun ini berharap bisa naik hingga 70 persen. Sementara di negara lain sudah 90 hingga 100 persen, bahkan ada yang melebihi angka sebelum pandemi,” sebut Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk masalah kenaikan harga tiket pesawat domestik. Pihaknya juga sudah melapor kepada presiden untuk mengatasi hal tersebut.
“Perlu ada langkah kolaboratif yang harus kita hadirkan sehingga solusi seperti yang dilakukan di Indonesia timur melalui program block seat itu bisa dihadirkan juga untuk wilayah tengah dan barat,” jelasnya.
Lantas, kenapa ketersediaan jumlah pesawat di Indonesia jauh lebih lambat dibandingkan negara lain?
Menurut Sandiaga hal itu karena maskapai Indonesia belum mendapat penambahan jumlah pesawat.
“Itu yang mengakibatkan ada keterlambatan dari segi angka sebelum pandemi,” katanya.
Sandiaga mengatakan, di momen mudik Lebaran ini, ketersediaan jumlah kursi pesawat permintaannya cukup tinggi. Untuk itu ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama melakukan penambahan penerbangan.
“Saya juga melihat beberapa tambahan penerbangan dari Transnusa, diharapkan ini secara perlahan tapi lebih dipercepat untuk penambahan ketersediaan kursi,” pungkasnya.
(tsa)