Berita Nasional.ID, JEMBER JATIM – Sejak lama, Kabupaten Jember menasbihkan diri sebagai kota santri. Ini mungkin karena jumlah Pesantren di kota suwar-suwir ini cukup bejibun. Selain itu, kegiatan-kegiatan shalawatan dan pengajian juga riuh, banyak digelar.
Di era kepemimpinan Hendy Siswanto-Gus Firjaun ini, kegiatan keagamaan di Jember semakin kental. Misalnya sema’an Al-Qur’an, khataman Al-Qur’an di setiap kecamatan, dan gerakan salat Subuh berjamaah. Yang disebut terakhir ini, Bupati Hendy langsung mempelopori kegiatan. Ia setiap pagi buta keluar dari pendopo untuk mendatangi masjid yang telah dijadwal guna melakukan salat Subuh berjamaah.
Ya, Jember layak disebut sebagai kota santri. Konsekuensi dari lebel ini adalah kegiatan-kegiatan (keagamaan, red) yang wajib mesti digalakkan, misalnya salat Jumat. Untuk kegiatan yang satu ini, Satpol PP Kabupaten Jember sejak dua bulan lalu menyiapkan mobil patroli untuk menghimbau warga agar melaksanakan salat Jumat.
“Betul, mobil patroli itu tujuannya untuk mengajak warga, khususnya di Alun-alun dan sekitarnya agar melaksanakan salat Jumat,” ujar Kepala Satpol PP Jember, Bambang Saputro di Jember, Jumat (10/5/2024).
Mobil patroli disiapkan menjelang pelaksanaan salat Jumat. Dengan alat pelantang mini yang ada di mobil patroli, petugas mengimbau masyarakat agar melakukan salat Jumat dengan menggunakan 3 bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Jawa, dan Madura.
Imbauan tersebut didahului dengan kalimat Assalamu’alaikum oleh seorang petugas perempuan, lalu dia mengajak warga agar meninggalkan pekerjaannya dulu untuk melaksanakan salat Jumat.
“Petugasnya memang perempuan semua, karena yang laki-laki melaksanakan salat Jumat,” tambah Bambang. Tata letak bangunan kota Jember memang ideal. Alun-alun terletak di titik tengah kota. Di sebelah selatan Alun-alun terdapat kantor Bupati Jember. Di sebelah barat, ada Masjid Jamik Al-Baitul Amin. Masjid dengan ciri khas berbentuk kubah ini, menjadi pusat kegiatan salat lima waktu bagi warga dan pegawai di pusat kota.
Bergeser sedikit ke utara, di situ berdiri Pendopo Wahyawibawagraha yang cukup megah. Sedangkan di sebelah timur Alun-alun terdapat bangunan perkantoran.
Konon, tata letak pusat kota yang demikian itu, adalah rancangan Wali Songo. Di banyak kota/kabupaten memang hampir sama posisi bangunannya, alun-alun, pendopo, kantor bupati dan masjid, kumpul melingkari alun-alun. Dan semua sama, di barat Alun-alun pasti ada masjid (AAR/Advertorial/Bernas).