Setelah pergerakan sang jawara kripto, Bitcoin (BTC) berhasil menembus level psikologis US$100.000, banyak pihak yang mempertanyakan, apakah sudah terlambat untuk memperbesar portofolio investasi atau justru sebaliknya.
Sejak harganya pecah ke level tertinggi di kisaran US$103.630, harga BTC terus bergerak di kisaran US$98.000 hingga US$100.000. Meskipun begitu, pada perdagangan Jumat kemarin aset kripto nomor wahid itu sempat berlabuh di titik US$97.093, sebelum akhirnya kembali melambung ke US$100.000 sehari sesudahnya.
Merespons hal itu, trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan bahwa tren harga Bitcoin dalam jangka pendek akan sangat berpengaruh pada data arus ETF Bitcoin spot AS dan juga nominasi Donald Trump terkait ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS.
Hal itu menjadi penting lantaran Trump sudah mengatakan bahwa di era kepemimpinannya CFTC akan memegang kendali atas pasar Bitcoin dan juga Ethereum. Selain itu menurut Fyqieh, nominasi yang pro-kripto bakal membuka jalan bagi BTC untuk menjadi aset cadangan strategis AS.
Di sisi lain, pergerakan Bitcoin dari crypto exchange yang tutup, Mt. Gox dan pemerintah AS juga harus mendapatkan perhatian lebih oleh investor. Pasalnya harga Bitcoin bisa menghadapi tekanan jual lebih lanjut jika terjadi pergerakan dalam jumlah besar dari masing-masing entitas.
Seperti yang terjadi pada Kamis pekan lalu. Ketika itu, Mt. Gox memindahkan US$2,43 miliar dalam bentuk BTC ke wallet baru, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya kelebihan pasokan di pasar.
“Mt.Gox saat ini memegang 39.878 BTC, setara dengan US$3,92 miliar, untuk dikembalikan kepada investor. Komunitas kripto berharap kreditur untuk mencairkan keuntungan besar setelah mendapatkan pengembalian dalam BTC. Transfer dalam jumlah besar tersebut kemungkinan berkontribusi terhadap penurunan BTC. Dari US$100.000 ke level yang lebih rendah, di samping aksi profit taking dari para investor jangka pendek,” ungkap Fyqieh.
Tren Jangka Panjang Bitcoin Tetap Optimis
Meskipun menghadapi ancaman secara jangka pendek, faktanya harga Bitcoin telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa di sepanjang tahun ini yang mencapai 131% secara year-to-date (YTD). Beberapa analis menyebut bahwa BTC berpotensi melanjutkan trennya secara jangka panjang. Banyak pengamat lainnya yang percaya diri bahwa harga Bitcoin akan mencapai US$200.000 di akhir tahun 2025. Bahkan mampu tembus US$1 juta di tahun 2030.
Menurut Fyqieh, salah satu alasan di balik proyeksi positif ini adalah adopsi Bitcoin yang semakin meluas. Baik di kalangan investor institusional maupun regulasi yang mendukung ekosistem kripto. Walaupun terjadi fluktuasi harga dalam jangka pendek, ia tetap optimis terhadap tren jangka panjang Bitcoin.
“Ketika kita melihat Bitcoin menembus level harga US$100.000, ini menunjukkan bahwa Bitcoin telah mencapai tahap penting dalam perjalanan menjadi aset yang lebih diterima secara luas. Dengan meningkatnya adopsi institusional, Bitcoin semakin dianggap sebagai aset yang sah dan stabil,” pungkas Fyqieh.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.