loading…
Dasar Malaysia! Contek Habis Strategi Timnas Indonesia Cari Pemain Keturunan. Foto: Instagram Tunku Ismail Idris
Pertemuan ini menjadi ajang bagi Malaysia untuk memaparkan proyek ambisius mereka dalam mengembangkan Timnas. Tunku Ismail bahkan mengungkapkan bahwa salah satu agenda utamanya adalah memperoleh data pemain keturunan Malaysia yang bermain di luar negeri.
Langkah Malaysia ini mencerminkan strategi yang lebih dulu diterapkan oleh Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PSSI sukses membawa pemain-pemain keturunan, seperti Maarten Paes, Clvin Verdonk, hingga Mees Hilgers, untuk memperkuat skuad Garuda melalui jalur naturalisasi.
Pada Minggu (15/12/2024), Tunku Ismail secara terbuka mengungkapkan rencananya untuk bekerja sama dengan FIFA guna mendapatkan data pemain keturunan Malaysia. Hal ini semakin menguatkan kesan bahwa Negeri Jiran sedang mencoba meniru formula sukses Indonesia.
“Ada rapat dengan perwakilan FIFA untuk mendapatkan data pemain keturunan Malaysia di luar negeri,” ujar Tunku Ismail.
Strategi ini tidak hanya menyoroti kemiripan langkah mereka dengan Indonesia, tetapi juga menjadi indikasi betapa pentingnya peran pemain keturunan dalam meningkatkan kualitas tim nasional.
Dalam pertemuan dengan Gianni Infantino, Tunku Ismail mempresentasikan proyek Timnas Malaysia yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat. Infantino, pada gilirannya, menyatakan keyakinannya terhadap inisiatif tersebut dan berkomitmen memberikan dukungan dalam bentuk penelitian, pengembangan infrastruktur, dan program pengembangan pemain.
“Infantino menyatakan keyakinannya terhadap inisiatif nasional yang dipimpin oleh Yang Mulia Pemangku Raja Johor,” demikian pernyataan yang dirilis melalui akun media sosial Tunku Ismail.
Respons Indonesia: Salut atau Kritik?
Unggahan Tunku Ismail mengenai pertemuan tersebut bahkan mendapat perhatian dari Ketua PSSI, Erick Thohir, yang memberikan tanda suka di Instagram. Namun, di kalangan suporter Timnas Indonesia, langkah Malaysia ini memicu reaksi beragam.
Sebagian fans menganggap hal ini sebagai bukti bahwa strategi PSSI menjadi acuan, bahkan bagi rival terbesar Indonesia di Asia Tenggara. Namun, tidak sedikit yang menyebut langkah ini sebagai bentuk “menjiplak” kreativitas Indonesia dalam membangun timnas yang kompetitif.
Bukan Pertama Kalinya Malaysia “Meniru”
Fenomena ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Malaysia juga sering dikritik karena dianggap mengadopsi berbagai langkah yang dilakukan Indonesia, baik dalam pengelolaan sepak bola maupun aspek lainnya. Meski demikian, jika proyek ini berhasil, Malaysia tentu berharap bisa bersaing lebih ketat di tingkat regional dan internasional.
Apakah langkah ini akan membawa Malaysia menuju kesuksesan? Ataukah strategi “meniru” ini hanya menjadi bayang-bayang dari keberhasilan Indonesia?
(sto)