Amerika Serikat (AS) dan Inggris sedang menyelidiki lebih dari US$20 miliar transaksi kripto yang melewati crypto exchange Garantex yang berbasis di Rusia.
Menurut sumber Bloomberg dalam laporan pada hari Kamis (28/3), hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menindak penghindaran sanksi terhadap Rusia karena melakukan operasi militer ke Ukraina.
Pengawasan aktivitas transaksi kripto itu ditujukan pada crypto exchange Garantex yang berbasis di Moskow menggunakan stablecoin Tether USD (USDT).
Transfer itu terjadi sejak Garantex diberi sanksi oleh AS dan Inggris karena dicurigai memungkinkan terjadinya kejahatan keuangan dan transaksi terlarang di Rusia.
Pihak AS telah berusaha menekan crypto exchange seperti Garantex sejak awal konflik Rusia dan Ukraina.
Jika akhirnya Garantex benar ditindak oleh Barat, maka aktivitas transaksi senilai US$20 miliar dalam bentuk tersebut akan menjadi salah satu pelanggaran terbesar sanksi yang dikenakan terhadap Rusia sejak sanksi itu dimulai.
Penyelidikan saat ini sedang berlangsung dan masih terlalu dini untuk mengantisipasi kesimpulan apa yang akan diambil, mengingat kompleksitas dan ketidakjelasan transaksi berbasis kripto.
Selain itu, tidak ditemukan adanya indikasi kesalahan yang dilakukan Tether Holdings yang didirikan di Kepulauan Virgin Inggris (BVI). Pihak Tether mengaku bahwa mereka telah membekukan semua aset dari entitas-entitas yang alamatnya masuk dalam daftar sanksi AS.
Penyelidikan ini menunjukkan upaya negara-negara Barat untuk secara tegas memutus aliran uang dari dan ke Rusia.Pihak Barat sendiri telah menerapkan sanksi yang besar sejak konflik Rusia dan Ukraina dimulai pada Februari 2022. Rusia dinilai dapat mencegah sanksi ekonomi barat dengan membangun transaksi bisnis alternatif dengan negara-negara non-Barat.
Garantex Mengaku Kooperatif dengan Penegak Hukum
Dalam laporan ICIJ yang terbit pada 13 Maret lalu, pihak Garantex mengaku bahwa mereka berupaya mencegah penggunaan platform mereka untuk aktivitas terlarang. Selain itu, mereka mengaku secara aktif bekerja sama dengan otoritas Eropa dan AS hingga sanksi diberikan.
Garantex menyebut masih bekerja sama dengan lembaga penegak hukum internasional lainnya dan berusaha menghindari memfasilitasi kegiatan kriminal.
Adapun Garantex didirikan pada 2019 di Estonia. Pemerintah Estonia mencabut izin crypto exchange itu pada Februari 2022. Pemerintah AS mengatakan sebagian besar operasinya kini berbasis di Moskow.
Departemen Keuangan AS menuduh Garantex membiarkan sistemnya disalahgunakan oleh pelaku ilegal, termasuk dengan mengabaikan kewajiban anti-pencucian uang (AML) dan pendanaan anti-teroris.
AS telah mengaitkan transaksi di Garantex dengan aktivitas terlarang senilai lebih dari US$100 juta, termasuk aktivitas yang melibatkan kelompok peretas ransomware Coti yang berbasis di Rusia.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.