Kalangan investor kripto semakin gencar membeli dan menimbun aset digital, khususnya Bitcoin, dalam rangka menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen alias Consumer Price Index (CPI) AS yang akan datang.
Sejumlah indikator pasar memancarkan pergeseran menuju akumulasi, yang terpicu oleh sentimen investor serta potensi implikasi data CPI pada pasar kripto.
Data On-chain Ungkap Bangkitnya Kepercayaan Investor pada Bitcoin
Laporan anyar dari Glassnode menyoroti tren yang jelas di kalangan investor kripto seiring dengan pulihnya pasar dari aksi jual masif pekan lalu. Meskipun ketidakpastian masih menggelayuti, banyak investor yang semakin giat untuk HODL aset digital, terutama Bitcoin. Perilaku ini terlihat jelas dalam data on-chain, yang menunjukkan pergeseran signifikan menuju akumulasi. Hal ini utamanya terjadi di kalangan holder wallet besar, yang kerapkali terkait dengan investor institusional.
Sejak Bitcoin membukukan rekor harga tertingginya sepanjang masa (all-time high / ATH) Maret lalu, pasar telah mengalami periode distribusi pasokan yang berkepanjangan. Namun, tren ini nampaknya sudah berbalik arah, terutama di kalangan wallet paling tebal. Accumulation Trend Score (ATS) mendukung temuan ini, menunjukkan kembalinya perilaku dominan akumulasi dengan nilai tertinggi yang mungkin sebesar 1,0 dalam sebulan terakhir.
Long-Term Holder (LTH) faktanya telah memainkan peran krusial selama lonjakan BTC menuju rekor ATH. Dan setelah periode divestasi yang dahsyat, mereka kini kembali ke preferensi untuk HODL. Tren ini terlihat jelas, di mana lebih dari 374.000 BTC berpindah ke status LTH selama tiga bulan terakhir.
“Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa kecenderungan investor untuk HODL koin mereka kini menjadi kekuatan yang lebih dominan dibandingkan dengan tekanan pengeluaran mereka,” ujar para analis Glassnode.
Adapun perubahan dalam pasokan LTH selama 7 hari memberikan wawasan tambahan. Menyusul aksi distribusi substansial selama ATH Maret, data terkini menunjukkan aksi kembalinya ke wilayah positif, di mana LTH sekarang terpantau lebih memilih akumulasi alih-alih menjual aset.
Walaupun terjadi distribusi agresif mulai dari April hingga Juli, harga spot Bitcoin masih betah berkitar di atas Active Investor Cost Basis. Kondisi ini menandakan optimisme investor untuk momentum pasar yang positif dalam jangka pendek hingga menengah.
Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga dan Dukungan Regulasi Lahirkan Optimisme
BeInCrypto melaporkan bahwa pekan lalu, pasar kripto mengalami turbulensi parah; di mana, jumlah likuidasi menyentuh angka US$1,06 miliar hanya dalam kurun waktu 24 jam. Barisan pakar mengaitkan penurunan ini dengan data ekonomi AS yang loyo serta risiko geopolitik.
Uniknya, Bitcoin dan segenap aset kripto lain justru memancarkan aksi rebound yang spektakuler di hari berikutnya. Pada waktu publikasi, Bitcoin diperdagangkan seharga US$60.806, atau naik 2,5% dalam 24 jam terakhir. Dalam konteks yang lebih luas, kapitalisasi pasar kripto total berdiri di angka US$2,23 triliun, atau naik 2,4% selama periode yang sama.
Jajaran analis menyatakan bahwa antisipasi seputar pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dapat mempertahankan momentum naik pasar. Sebuah memo dari QCP Capital menekankan pengaruh inflasi pada Bitcoin. Mereka menggarisbawahi melandainya signifikansi Bitcoin seiring dengan bergesernya fokus ke peluang pemotongan suku bunga.
Tak ketinggalan, para analis 10x Research juga menyebut lintasan harga Bitcoin secara historis terkait erat dengan tren inflasi. Sang raja aset kripto ini biasanya mengalami kenaikan ketika inflasi melandai. Namun, rilis CPI terbaru menunjukkan bahwa pola ini mungkin tidak selalu terulang.
“Dalam antisipasi penurunan inflasi, kami menyaksikan penutupan posisi short di Bitcoin dan Ethereum. […] Namun, reli terbaru ini nampaknya merupakan rebound bear market lainnya, karena fundamental yang mendasari masih lemah,” papar mereka.
Terlepas dari volatilitas jangka pendek, para analis tetap memegang pandangan optimistis untuk Bitcoin dalam jangka panjang. Selain antisipasi pemotongan suku bunga, katalis potensial lainnya untuk lintasan bullish meliputi arus masuk yang terus-menerus ke produk ETF Bitcoin serta dukungan regulasi.
“Proyeksi 12 bulan untuk Bitcoin adalah salah satu yang paling bullish yang pernah saya lihat. Dengan adanya arus masuk ke ETP Bitcoin, kejelasan regulasi, dan pemotongan suku bunga yang diantisipasi, Bitcoin bisa muncul sebagai lindung nilai jangka panjang yang superior,” ujar Juan Leon, Strategist Investasi Senior Bitwise.
Tercatat, sejak Januari, arus masuk ke ETF Bitcoin telah melampaui angka US$17 miliar. Hal ini pula yang menstimulus terwujudnya rekor harga ATH untuk Bitcoin awal tahun ini. Di samping itu, seiring institusi keuangan raksasa seperti Morgan Stanley yang turut menyetujui ETF Bitcoin, tren ini diramal akan berlanjut. Sehingga, ini akan semakin menopang harga Bitcoin. Terlebih, kemajuan signifikan dalam legislasi yang ramah kripto di AS dan juga meningkatnya dukungan politik mencerminkan lingkungan yang kondusif untuk adopsi lebih lanjut serta apresiasi harga.
Bagaimana pendapat Anda tentang antisipasi pasar kripto jelang rilis data CPI AS ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.