loading…
Kontroversi Gus Miftah sejak bergaul dengan para artis dan pejabat terus menjadi sorotan. Foto/ Instagram
Gus Miftah punya ciri khas unik dengan selalu mengenakan surjan atau kemeja adat Jawa, blangkon, gaya rambut gondrong, membawa tongkat dan juga mengenakan kacamata hitam. Dia lahir di Jabung, Lampung Timur, Lampung pada 5 Agustus 1981 dan merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur.
Sebenarnya, Gus Miftah yang menjadi Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan ini bukan sekali ini menuai kontroversi. Dikutip dari berbagai sumber, berikut kontroversi yang pernah dilakukan Gus Miftah
Kontroversi Gus Miftah
1. Olok-olok Pedagang Es Teh saat Pengajian
Gus Miftah menjadi viral usai mengolok-olok pedagang es teh saat mengisi pengajian Magelang Bersholawat pada 20 November 2024.
Dalam video tampak seorang pedagang es teh hadir di acara pengajian sambil membawa dagangan di atas kepalanya. Sebagian hadirin di acara itu berteriak meminta Gus Miftah memborong dagangan pedagang tersebut. Namun, Gus Miftah malah mengolok-olok pedagang tersebut.
“Es tehmu masih banyak tidak? Kalau masih y asana jual, go…k,” kata Gus Miftah disambut gelak tawa para tamu di atas panggung.
2. Berdakwah di Kelab Malam
Gus Miftah mencuri perhatian masyarakat dan netizen saat menggelar kajian agama di kelab malam dan area lokalisasi di Yogyakarta.
Meski banyak tantangan, dia bersyukur pekerja dunia malam menerima kehadiran dan dakwahnya. Namun, yang membuatnya popular ketika videonya memberikan pengajian di salah satu kelab malam di Bali pada September 2018.
3. Senang Ngaji dengan PSK
Gus Miftah juga viral saat ceramah di Mojolaban, Sikoharjo pada 22 Agustus 2019. Dalam ceramahnya itu, Gus Miftah mengaku senang mengaji bersama lonte atau pekerja seks komersial (PSK).
“Dan pengajian sing paling nyenengke adalah pengajian dengan lon**,” ujarnya dalam video tersebut.
Gus Miftah juga blak-blakan menyebutkan alasannya senang melakukan hal tersebut.
“Kenapa? Ngajinya berpahala, matanya bervitamin. Hahaha, masya Allah,” ucapnya.
4. Speaker Masjid dan Dangdutan
Gus Miftah pernah berbicara soal larangan menggunakan speaker masjid saat tadarus Al-Quran di bulan Ramadan, di mana dia ceramah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur. Gus Miftah membandingkan penggunaan speaker dengan dangdutan yang disebutnya tidak dilarang, bahkan hingga jam satu pagi.